Minggu, 31 Mei 2015

"Sanggar Kemanggisan"

Sanggar Kemanggisan, adalah suatu tempat kecil di tengah kota Jakarta yang Ramai dengan penduduk, namun Sanggar ini masih dapat berdiri kokoh dengan hanya Kayu yang menopang atap dan lantainya, tapi disini lah pengetahuan dan kebahagiaan dapat sejalan. Anak anak SD dengan tingkat 1 sampai 6 mereka semua disini, setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah mereka belajar pagi disanggar ini, ketika siang pulang sekolah mereka akan ke sanggar ini untuk belajar lagi, kehidupan buku dan pengetahuan semua ada, dari matematika, saint, pengetahuan sosial dan budaya bahkan agama mereka mempelajari nya disini.

Hari itu bertepatan pada tanggal 16 April 2015 silam, saya dan team saya mendapatkan tugas dari Mata Kuliah Character Building untuk membangun Social Experience, jauh jauh hari team kami sudah mempersiapkan semua, dan akhirnya kami memilih sanggar kemanggisan untuk berbagi ilmu pada adik adik di sanggar itu, kita berangkat pagi ke sanggar, berbekal buku dan ilmu pengetahuan, sesampainya disana saya melihat hanya ada kayu dan tembok yang menopang atap dan lantai, saya melangkah masuk kedalam dengan perasaan sedih, ketika saya masuk, banyak anak anak kecil disanggar itu yang merasa bahagia, mereka tidak menganggap itu sebuah sanggar kecil di kota besar, mereka berfikir bahwa disitulah mereka dapat bermain dan belajar.

Saya mengajarkan satu anak kecil, dia berkemauan keras untuk bisa Matematika, jujur saya orang yang membenci matematika, tapi ketika anak itu meminta untuk mengajarkan perkalian dan pembagian pada matematika saya mengjarkan, ketika itu perasaan saya bingung,
 kenapa anak ini bisa sangat menyukai Matematika ?
 apa yang membuat dia tertarik dengan matematika ?
dan saya menemukan jawabannya, ketika saya membuatkan soal dan dia menyelesaikannya, walaupun agak lama tapi anak ini mau belajar menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri, ketika saya tanya
kenapa sih kamu suka banget sama matematika?
engga apa apa ka, cuma suka ngitung aja
dia menjawab sambil tertawa, saya berfikir mungkin jika dia sudah besar dia akan mengatakannya seperti ini
"bukan matematika nya ka yang aku suka, tapi bagaimana cara aku bisa menyelesaikan masalah pada masalah ini"
mungkin awalnya dia membenci matematika, tapi ketika dia mempunyai cara untuk menyelesaikannya dia menjadi suka, seperti halnya kita sangat takut kepada harimau, tapi ketika kita tahu kelemahan dari harimau itu dan kita akan terus membuat harimau itu jinak pada akhirnya kita menyukai harimau itu, bahkan berteman. Pemikiran seorang anak kecil bukan dilihat dari seberapa besar dia berkata, tapi seberapa hebat otak kita bisa memahami isi dari setiap kata yang dikeluarkan olehnya.

Team kita dibagi beberapa kelompok pengajar, ada yang mengajarkan matematika, mengjarkan saint, tergantung dari apa yang anak anak itu mau diajarkan, mungkin beberapa dari mereka menyukai seni, seperti bermain musik
, menggambar atau bahkan bermain wayang, mereka bukan anak anak yang mudah menyerah tapi mereka adalah anak anak yang mau belajar, mungkin orang melihat dengan sebelah mata, tapi kami merasakan bahwa mereka mempunyai semangat yang luar biasa.






Para pengajar kami mengajarkan banyak kepada mereka memberikan pengetahuan yang lebih, mengajarkan apa yang belum diajarkan di sekolahnya tapi kami tetap pada jalur untuk mengjarkan, mereka diajarkan dengan kebahagiaan dan kami mendapatkan pengalaman lebih, bukan hanya menjadi seorang pengajar anak SD, tapi kami mendapatkan bagaimana rasanya hidup
di tengah kota yang megah, kaya, dan mewah itu ada salah satu tempat dimana masih ada yang belajar dari tempat yang benar benar sudah terbilang tidak layak, tapi mereka masih berjuang dengan semangat untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang kelak akan membahagiakan diri mereka sendiri.






Berjumpa dengan anak anak itu membuat saya menambah pengalaman sosial, bagaimana mereka mendapatkan ilmu dari kami, yang nanti nya menjadi penerus dari generasi kami, mereka memang hanya seorang anak anak, tapi semangat mereka bukan semangat anak anak, mereka mempunyai semangat yang mampu menyuarakan indonesia yang sebenarnya, semangat dari bangsa ini, walau dipandang remeh tapi mereka dapat meninggi, bagaikan seekor kancil di hutan dan jika diremehkan mereka dapat mengaung seperti singa di hutan. sekian dari pengalaman pertama saya di Sanggar Anak Kemanggisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar